Cari Blog Ini

About Me

Foto saya
aku tuch mungkin saat pertama ketemu kesannya kayak anak jutek gitu, tapi padahal nggak lo... aku anaknya baik hati, ya walopun kadang keras kepala sich, hehehe nim ku di kelas : 109421420188

Label

Senin, 03 Januari 2011

makalah masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Kemiskinan ada dimana-mana. Di negara maju, di negara miskin, di desa, di kota. Wajah kemiskinan menjelma dalam berita berita koran, dalam wacana intelektual di seminar-seminar juga dalam puisi. Orang miskin sendiri tak begitu sadar kalau mereka diperbincangkan terus menerus. Nyatanya, yang miskin tetap saja miskin.Nasib mereka tak juga berubah
Atasnama kemiskinan, berbagai program dimunculkan. Beragam jargon diucapkan. Para politisi bicara berapi-api untuk menjaring suara di pemilu atau pilkada. Jangan-jangan kemiskinan itu sengaja dipelihara agar birokrat tetap bisa bikin program bagi-bagi benih unggul, alat pertanian; anak pejabat bisa gratis sekolah lewat program gratis pendidikan. Para bankir akan membuat skema kredit murah untuk bangun rumah keluarga, para peneliti punya obyek untuk diteliti. Para penda’i tidak kehilangan topic ceramah; “kemiskinan dekat pada kekufuran” sehingga harus dibela, tapi dia sendiri ogah bersedekah.
Yang berbicara atas nama kemiskinan semakin kaya dengan mobil dibudiya hingga lima, sedang si miskin tetap saja miskin. Dari tahun ke tahun, nasib mereka menderita dan berkubang airmata. Para penguasa terus mewanti-wanti bahwa kemiskinan dekat dengan kebodohan, dan orang miskin diidentikan orang bodoh. Maka mereka pun terus dibodoh-bodohi. Ternyata kemiskinan memang sengaja dilanggengkan. Semua itu bertujuan membudayakan kemiskinan, sehingga penguasa, penguasa, politisi, dan sikaya bisa terus menikmati kekayaannya. Sungguh, orang-orang semacam inilah yang benar-benar “miskin” karena mengekplotasi kemiskinan akibat kemiskinan moral dan fitrah.
Maka dari itu penulis membuat makalah ini, untuk melihat bagaimana orang-orang yang sukses yang berawal dari orang yang bukan apa-apa menjadi orang-orang yang terpandang, yang dapat lebih dihargai oleh orang lain, yang mungkin dapat menginspirasi kita untuk tudak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan. Mereka yang mendapat kesuksesan dari bawah, dan juga cara untuk mengentas kemiskinan.

B.        RUMUSAN MASALAH
            1.2.1    Bagaimana cerita hidup orang-orang sukses yang dimulai dari bawah?
            1.2.2    Bagaimana cara mengurangi angka kemiskinan di Indonesia?

C.        TUJUAN PENELITIAN
1.3.1    Untuk mengetahui cerita hidup orang-orang sukses yang dimulai dari bawah
            1.3.2    Untuk mengetahui cara mengurangi angka kemiskinan di Indonesia
BAB II KAJIAN EMPIRIS

            Dalam makalah yang penulis buat ini, penulis mendapatkan analisa dari media elektronik dan media cetak. Menggunakan metode deskripti kualitatif, dan kajian pustaka. Seperti ditulis Dr. Humam Hamid tentang Pemanasan Global dan Kemiskinan Lokal (Serambi, 23/05/2009), yang membahas dua katagori kemiskinan, yaitu kemiskinan “sementara” dan “kronis”. Kemiskinan sementara juga boleh disebut kemiskinan struktural terkait dengan ketidakadilan, misal, pembayaran upah yang tak sebanding dan ekploitasi, pengrusakan lingkungan sehingga orang kehilangan modal alam untuk hidup, termasuk pemungutan yang memberatkan dan memeras rakyat. Ketika keadilan tumbuh, maka mereka bisa berdaya lagi.Kemiskinan “kronis” terjadi akibat faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial (malas, kurang trampil, kurang kemampuan intelektual, lemah fisik dan lainnya yang membuat orang sulit melakukan usaha atau bekerja. Sehingga orang menjadi miskin karena terperangkap kemiskinan.
3.1       TEMA EMPIRIS
            Dalam penelitian ini, menggunakan tema “Kemiskinan” yang ada di Indonesia, dan penulis mengambil judul “Kemiskinan Untuk Kesuksesan” 
BAB III ANALISA

3.1       Cerita Orang-Orang Sukses yang Dimulai Dari Bawah
            Setiap manusia ingin mempunyai kehidupan yang layak, kehidupan yang berkecukupan, maka dari itu setiap orang wajib berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang mereka inginkan. Dan orang harus memulai dari bawah dengan kesabaran dan keuletan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan untuk dicapai. Banyak orang-orang sukses di Indonesia yang memulai kesuksesannya dari bawah, dari nol. Mereka menjalani kehidupan dengan kesabaran dan kerja keras untuk mencapai apa yang mereka impikan.
            Dan melalui makalah ini penulis menggunakan cerita orang-orang yang sukses yang dimulai dari bawah untuk bisa memberikan inspirasi, semangat untuk menjalani kehidupan dan tidak mudah menyerah untuk menjalani kehidupan. Dan bisa berusaha untuk kehidupan yang lebih baik. Berikut ini adalah beberapa cerita orang-orang sukses yang dimulai dari kehidupan mereka yang termasuk orang kurang mampu.

MUKHTAR RIADY
Orang banyak mengenal Mochtar Riady sebagai seorang praktisi perbankan jempolan dan seorang konglomerat yang visioner, pandangannya yang jauh ke depan dan sarat dengan filosofi menjadi panutan banyak para pengusaha dan para pelaku pasar. Kali ini kita akan menyoroti jalannya meniti sukses,yang tentu saja tidak semudah dibayangkan oleh banyak orang.
Mochtar Riady sudah bercita-cita menjadi seorang bankir di usia 10 tahun. Ketertarikan Riady yang dilahirkan di Malang pada tanggal 12 mei 1929 ini disebabkan karena setiap hari ketika berangkat sekolah, dia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari Nederlandsche Handels Bank (NHB) dan melihat para pegawai bank yang berpakaian parlente dan kelihatan sibuk. Riady adalah anak seorang pedagang batik. Pada tahun 1947, Riady ditangkap oleh pemerintah Belanda dan di buang ke Nanking, Cina, di sana ia kemudian mengambil kuliah filosofi di University of Nanking .Namun, karena ada perang, Riady pergi ke Hongkong hingga tahun 1950 dan kemudian kembali ke Indonesia.
Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, namun ayahnya tidak mendukung karena profesi bankir menurut ayahnya hanya untuk orang kaya, sedangkan kondisi keluarga mereka saat itu sangat miskin.
Pada tahun 1951 ia menikahi seorang wanita asal jember, oleh mertuanya, Riady diserahi tanggungjawab untuk mengurus sebuah toko kecil. Dalam tempo tiga tahun Riady telah dapat memajukan toko mertuanya tersebut menjadi yang terbesar di kota Jember. Cita-citanya yang sangat ingin menjadi seorang bankir membuatnya untuk memutuskan pergi ke Jakarta pada tahun 1954, walaupun saat itu dia tidak memiliki seorang kenalan pun di sana dan ditentang oleh keluarganya. Riady berprinsip bahwa jika sebuah pohon ditanam di dalam pot atau di dalam rumah tidak akan pernah tinggi, namun akan terjadi sebaliknya bila ditanam di sebuah lahan yang luas.
Untuk mencari relasi, Riady bekerja di sebuah CV di jalan hayam wuruk selama enam bulan, kemudian ia bekerja pada seorang importer, di waktu bersamaan ia pun bekerjasama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil. Sampai saat itu,Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, di setiap kali bertemu relasinya, ia selalu mengutarakan keinginannya itu. Suatu saat temannya mengabari dia jika ada sebuah bank yang lagi terkena masalah dan menawarinya untuk memperbaikinya, Riady tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut walau saat itu dia tidak punya pengalaman sekalipun. Riady berhasil meyakinkan Andi Gappa, pemilik Bank Kemakmuran yang bermasalah tersebut sehingga ia pun ditunjuk menjadi direktur di bank tersebut.
Di hari pertama sebagai direktur, Riady sangat pusing melihat balance sheet, dia tidak bisa bagaimana cara membaca dan memahaminya, namun Riady pura-pura mengerti di depan pegawai akunting. Sepanjang malam dia mencoba belajar dan memahami balance sheet tersebut,namun sia sia, lalu dia meminta tolong temannya yang bekerja di Standar Chartered Bank untuk mengajarinya, tetapi masih saja tidak mengerti.
Akhirnya dia berterus terang terhadap para pegawainya dan Pak Andi Gappa, tentu saja mereka cukup terkejut mendengarnya. Permintaan Riady pun untuk mulai bekerja dari awal disetujuinya, mulai dari bagian kliring, cash, dan checking account. Selama sebulan penuh Riady belajar dan akhirnya ia pun mengerti tentang proses pembukuan, dan setelah membayar seorang guru privat ia akhirnya mengerti apakah itu akuntansi. Maka mulailah dia menjual kepercayaan, hanya dalam setahun Bank Kemakmuran mengalami banyak perbaikan dan tumbuh pesat. Setelah cukup besar, pada tahun 1964, Riady pindah ke Bank Buana, kemudian di tahun 1971, dia pindah lagi ke Bank Panin yang merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia.
Mochtar Riady hampir selalu sukses dalam mengembangkan sebuah bank, dia memiliki filosofi tersendiri yang ia sebut sebagai Lie Yi Lian Dje. Lie berarti ramah, Yi memiliki karakter yang baik, Lian adalah kejujuran sedangkan Dje adalah memiliki rasa malu. Visi dan pandangan Riady yang jauh ke depan seringkali membuat orang kagum, dia dapat dengan cepat membaca situasi pasar dan dengan segera pula menyikapinya.
Salah satu contohnya ketika dia berhasil menyelamatkan Bank Buana tahun 1966. Saat itu Indonesia sedang mengalami masa krisis karena Indonesia berada pada masa perubahan ekonomi secara makro, ketika itu Riady sedang berkuliah malam di UI, disitu dia dikenalkan dengan beberapa pakar ekonomi seperti Emil Salim, Ali Wardhana,dkk. Riady segera sadar dan segera mengubah arah kebijakan Bank Buana.
Pertama, dia menurunkan suku bunga dari 20 % menjadi 12 %, padahal pada waktu itu semua bank beramai-ramai menaikkan suku bunganya. Karena suku bunga yang rendah tersebut maka para nasabah yang memiliki kredit yang belum lunas segera membayar kewajibannya. Sedangkan para usahawan yang akan meminjam diberi syarat ketat khususnya dalam hal jaminan, namun karena bunga yang ditawarkan Bank Buana sangat rendah dibanding yang lain maka banyak debitur yang masuk dan tak ragu untuk memberikan jaminan. Dengan cara itu Bank Buana menjadi sehat padahal pada waktu itu banyak klien dan bank yang bangkrut. Dengan otomatis orang mengenal siapa Mochtar Riady.
Mochtar Riady yang lahir di Malang, Jawa Timur 12 Mei 1929 adalah pendiri Grup Lippo, sebuah grup yang memiliki lebih dari 50 anak perusahaan. Jumlah seluruh karyawannya diperkirakan lebih dari 50 ribu orang. Aktivitas perusahaannya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga hadir di kawasan Asia Pasifik, terutama di Hong Kong, Guang Zhou, Fujian, dan Shanghai.
Sejarah Grup Lippo bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie Mo Tie membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Waktu dibeli, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp 16,3 miliar. Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong. Ia bergabung dengan BCA pada 1975 dengan meninggalkan Bank Panin.
Di BCA Mochtar mendapatkan share sebesar 17,5 persen saham dan menjadi orang kepercayaan Liem Sioe Liong. Aset BCA ketika Mochtar bergabung hanya Rp 12,8 miliar. Mochtar baru keluar dari BCA pada akhir 1990 dan ketika itu aset bank tersebut sudah di atas Rp 5 triliun.
Bergabung dengan Hasyim Ning membuat ia bersemangat. Pada 1987, setelah ia bergabung, aset Bank Perniagaan Indonesia melonjak naik lebih dari 1.500 persen menjadi Rp 257,73 miliar. Hal ini membuat kagum kalangan perbankan nasional. Ia pun dijuluki sebagai The Magic Man of Bank Marketing. Dua tahun kemudian, pada 1989, bank ini melakukan merger dengan Bank Umum Asia dan semenjak saat itu lahirlah Lippobank.

SUKAMDANI SAHID G (SI RAJA HOTEL)
June 7, 2008 by husyap
Siapakah raja properti sektor perhotelan di Indonesia? Secara spontan niscaya orang akan menjawab: Sukamdani Sahid Gitosardjono. Ya, meskipun Sukamdani baru saja melepaskan jabatan sebagai direktur utama PT Hotel Sahid Jaya Internasional (HSJI) dan mempercayakan jabatan itu kini kepada mantan Dirut PT Telkom Setyanto P. Santosa, namun tak pantas disangkal Sukamdani tetap pantas dijuluki raja hotel di negeri ini. Lelaki berperawakan tegap dan murah senyum ini kini mempunyai 2.350 kamar hotel. Jaringan hotelnya berjejer mulai dari Lampung sampai Sorong di Irian Jaya. Dan, setelah dua hotelnya yang baru di Senggigi Lombok dan Ujung Pandang selesai, lengkap sudah 2.750 kamar jaringan bisnis hotel Sukamdani. Jumlahnya menjadi 14 hotel, mulai dari bintang tiga sampai bintang lima berlian.
Tak hanya itu. Masih banyak ambisi pengusaha nasional itu di bidang properti. Berdekatan dengan markas besar bisnisnya di Hotel Sahid Jaya & Tower sekarang, segera pula dibangun Grand Sahid Plaza. Hotel bertaraf internasional dengan jumlah lantai 50 itu akan menjadi hotel tertinggi di Indonesia. Belum lagi dua menara Apartemen Istana Sahid, 26 lantai, yang tampak makin mentereng. Hotel dan apartemen itu adalah tiang dari suatu proyek raksasa yang lebih besar: Superblok Sahid. Tak hanya di Jakarta di Ujung Pandang pun Sukamdani tengah menyiapkan superblok pertama di luar Jawa. Di kota ini ia bekerja sama dengan konglomerat Yusuf Kalla.
Begitu proyek-proyek besar Grup Sahid terselesaikan semuanya, akan mengukuhkan Sukamdani sebagai salah seorang raja properti negeri ini. Apalagi, khusus di bidang manajemen hotel, Sukamdani berambisi merambah pasar manajamen hotel di luar negeri. Adalah Sukamdani juga yang gusar, hotel-hotel di Indonesia dikelola oleh manajemen asing, padahal hotel itu dibangun dengan dana dari dalam negeri. Lebih dari 30 hotel ditangani oleh manajemen asing. Kita ini sebagai bangsa bagaimana? Ungkap Sukamdani dengan nada tinggi.
Kita mempunyai modal. Pertama, semangat sebagai bangsa. Kedua, kita sudah punya aset milik sendiri 14 hotel (dari hotel bintang 3 sampai 5 berlian). Ketiga, kita sudah punya organisasi dan pengalaman dalam me-manage hotel. Keempat, kita punya kepercayaan dari masyarakat. Kelima, kita punya akses pasar baik di dalam maupun luar negeri. Kita sudah 30 tahun me-mange- hotel. Dengan pengalaman itu kan kita sudah punya akses pasar.
Untuk itu, kita juga punya orang-orang yang mampu me-manage hotel. Dari 12 hotel yang sekarang ada, yang menyewa tenaga asing hanya Sahid Jaya Hotel. Hotel kita yang lainnya adalah orang Indonesia. Mereka memulai karier, bahkan ada yang dari doorman, office boy dan room boy, kini banyak yang sudah jadi general manager.
Sukamdani lahir di Solo, 14 Maret 1928. Masa kecilnya dijalani di Sukohardjo, Solo, Ketika Sukamdanii kecil, kehidupan orangtuanya prihatin. Bapaknya R. Sahid Djogosentono membuka usaha jahitan. Sedang ibunya membuka warung kecil-kecilan yang menjual makanan kecil. Dalam usia 8 tahun, Sukamdani sudah membantu kedua orang tuanya mencari nafkah. Selain membantu bapaknya, ia juga membantu ibunya berjualan. “Untuk menyiapkan keperluan barang dagangan, saya ke pasar berbelanja membeli sabun, teh, rokok, pisang dan kelapa,” cerita Sukamdani. Tiap kali dagangan laku, ibunya memberi persenan. Uang itu ditabung. Kalau sudah banyak Sukamdani membeli ayam. “Kalau ayam sudah banyak, saya jual lalu dibelikan kambing. Setelah kambing saya banyak, saya jual untuk beli kerbau,” kenangnya. Di saat liburan Sekolah Sukamdani membantu menuai padi di sawah.
Tahun 1952, Sukamdani muda merantau ke Jakarta untuk memperbaiki nasib, Waktu turun dari kereta api di Stasiun Gambir, modalnya hanyalah sebuah kopor dan sebuah sepeda. Ia sempat bekerja di Depdagri. Tapi dengan pertimbangan penghasilan, lalu keluar dan bekerja di percetakan NV Harapan Masa. Dengan penghasilan yang pas-pasan, Sukamdani berani menikah dengan Juliah, kekasihnya waktu di Solo. Pasangan itu menyewa rumah berdinding gedeg. Kamarnya hanya satu berukuran 3 x 3.
Karena keuletannya, apalagi setelah membuka usaha percetakan sendiri, Sukamdani berhasil membeli tanah di tempat ia menyewa rumah itu. Dan, tanah itu, tak lain adalah tempat berdirinya Hotel Sahid Jaya sekarang di Jalan Sudirman. “Dulu rumah saya di sini,” kenang Sukamdani.
Kerja keras dan keuletan akhirnya mengantarkannya sebagai raja properti perhotelan. Selain bisnis, Sukamdani aktif di berbagai organisasi. Ia juga penerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan, dari pemerintah RI maupun dari negara sahabat.

EKA TJIPTA WIJAYA (SAYA BELAJAR DI PINGGIR JALAN…”)
June 7, 2008 by husyap
Bersama ibu, saya ke Makassar tahun 1932 pada usia sembilan tahun. Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek. Hendak makan masakan enak, tak mampu. Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar.
Tiba di Makassar, Eka kecil – masih dengan nama Oei Ek Tjhong – segera membantu ayahnya yang sudah lebih dulu tiba dan mempunyai toko kecil. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar, guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian, utang terbayar, toko ayahnya maju. Eka pun minta Sekolah. Tapi Eka menolak duduk di kelas satu.
Tamat SD, ia tak bisa melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Ia pun mulai jualan. Ia keliling kota Makassar, menjajakan biskuit dan kembang gula. Hanya dua bulan, ia sudah mengail laba Rp. 20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika itu masih 3-4 sen per kilogram. Melihat usahanya berkembang, Eka membeli becak untuk memuat barangnya.
Namun ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang menyerbu Indonesia, termasuk ke Makassar, sehingga usahanya hancur total. Ia menganggur total, tak ada barang impor/ekspor yang bisa dijual. Total laba Rp. 2000 yang ia kumpulkan susah payah selama beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Di tengah harapan yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya dan keliling Makassar. Sampailah ia ke Paotere (pinggiran Makassar, kini salah satu pangkalan perahu terbesar di luar Jawa). Di situ ia melihat betapa ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Tapi bukan tentara Jepang dan Belanda itu yang menarik Eka, melainkan tumpukan terigu, semen, gula, yang masih dalam keadaan baik. Otak bisnis Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja itu.
Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah di Paotere. Ia membawa serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air panas, cangkir, sendok dan sebagainya. Semula alat itu ia pinjam dari ibunya. Enam ekor ayam ayahnya ikut ia pinjam. Ayam itu dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Dia juga pinjam satu botol wiskey, satu botol brandy dan satu botol anggur dari teman-temannya.
Jam tujuh pagi ia sudah siap jualan. Benar saja, pukul tujuh, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Tapi sampai pukul sembilan pagi, tidak ada pengunjung. Eka memutuskan mendekati bos pasukan Jepang. Eka mentraktir si Jepang makan minum di tenda. Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, minum dua teguk whisky gratis, si Jepang bilang joto. Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan minum di tenda Eka. Tentu saja ia minta izin mengangkat semua barang yang sudah dibuang.
Segera Eka mengerahkan anak-anak sekampung mengangkat barang-barang itu dan membayar mereka 5 – 10 sen. Semua barang diangkat ke rumah dengan becak. Rumah berikut halaman Eka, dan setengah halaman tetangga penuh terisi segala macam barang. Ia pun bekerja keras memilih apa yang dapat dipakai dan dijual. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan. Yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat sampai dapat dipakai lagi. Ia pun belajar bagaimana menjahit karung.
Karena waktu itu keadaan perang, maka suplai bahan bangunan dan barang keperluan sangat kurang. Itu sebabnya semen, terigu, arak Cina dan barang lainnya yang ia peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga. Ia mulai menjual terigu. Semula hanya Rp. 50 per karung, lalu ia menaikkan menjadi Rp. 60, dan akhirnya Rp. 150. Untuk semen, ia mulai jual Rp. 20 per karung, kemudian Rp. 40.
Kala itu ada kontraktor hendak membeli semennya, untuk membuat kuburan orang kaya. Tentu Eka menolak, sebab menurut dia ngapain jual semen ke kontraktor? Maka Eka pun kemudian menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Ia bayar tukang Rp. 15 per hari ditambah 20 persen saham kosong untuk mengadakan kontrak pembuatan enam kuburan mewah. Ia mulai dengan Rp. 3.500 per kuburan, dan yang terakhir membayar Rp. 6.000. Setelah semen dan besi beton habis, ia berhenti sebagai kontraktor kuburan.
Demikianlah Eka, berhenti sebagai kontraktor kuburan, ia berdagang kopra, dan berlayar berhari-hari ke Selayar (Selatan Sulsel) dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah.
Eka mereguk laba besar, tetapi mendadak ia nyaris bangkrut karena Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai Mitsubishi yang memberi Rp. 1,80 per kaleng. Padahal di pasaran harga per kaleng Rp. 6. Eka rugi besar.
Ia mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng (makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen, kembang gula. Tapi ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, ia rugi besar, modalnya habis lagi, bahkan berutang. Eka harus menjual mobil jip, dua sedan serta menjual perhiasan keluarga termasuk cincin kawin untuk menutup utang dagang.
Tapi Eka berusaha lagi. Dari usaha leveransir dan aneka kebutuhan lainnya. Usahanya juga masih jatuh bangun. Misalnya, ketika sudah berkibar tahun 1950-an, ada Permesta, dan barang dagangannya, terutama kopra habis dijarah oknum-oknum Permesta. Modal dia habis lagi. Namun Eka bangkit lagi, dan berdagang lagi.
Usahanya baru benar-benar melesat dan tak jatuh-jatuh setelah Orde Baru, era yang menurut Eka, “memberi kesejukkan era usaha”. Pria bertangan dingin ini mampu membenahi aneka usaha yang tadinya “tak ada apa-apanya” menjadi “ada apa-apanya”. Tjiwi Kimia, yang dibangun 1976, dan berproduksi 10.000 ton kertas (1978) dipacu menjadi 600.000 ton sekarang ini.
Tahun 1980-1981 ia membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau, mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton. Perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton dibelinya pula. Tahun 1982, ia membeli Bank Internasional Indonesia. Awalnya BII hanya dua cabang dengan aset Rp. 13 milyar. Setelah dipegang dua belas tahun, BII kini memiliki 40 cabang dan cabang pembantu, dengan aset Rp. 9,2 trilyun. PT Indah Kiat juga dibeli. Produksi awal (1984) hanya 50.000 ton per tahun. Sepuluh tahun kemudian produksi Indah Kiat menjadi 700.000 ton pulp per tahun, dan 650.000 ton kertas per tahun. Tak sampai di bisnis perbankan, kertas, minyak, Eka juga merancah bisnis real estate. Ia bangun ITC Mangga Dua, ruko, apartemen lengkap dengan pusat perdagangan. Di Roxy ia bangun apartemen Green View, di Kuningan ada Ambassador.
“Saya Sungguh menyadari, saya bisa seperti sekarang karena Tuhan Maha Baik. Saya sangat percaya Tuhan, dan selalu ingin menjadi hamba Nya yang baik,” katanya mengomentari semua suksesnya kini.
“Kecuali itu, hematlah,” tambahnya. Ia menyarankan, kalau hendak menjadi pengusaha besar, belajarlah mengendalikan uang. Jangan laba hanya Rp. 100, belanjanya Rp. 90. Dan kalau untung Cuma Rp. 200, jangan coba-coba belanja Rp. 210,” Waahhh, itu cilaka betul,” katanya.
Setelah 58 tahun berbisnis dan bergelar konglomerat, Eka mengatakan, dia pribadi sebenarnya sangat miskin. “Tiap memikirkan utang berikut bunganya yang demikian besar, saya tak berani menggunakan uang sembarangan. Ingin rehat susah, sebab waktu terkuras untuk bisnis. Terasa benar tak ada waktu menggunakan uang pribadi,” Eka mengeluh. Hendak makan makanan enak, lanjutya, sulit benar karena makanan enak rata-rata berkolesterol tinggi.
Inilah ironi, kata Eka. Dulu ia susah makan makanan enak karena miskin. Kini ketika sudah “konglomerat” (dengan 70 ribu karyawan dan hampir 200 perusahaan), Eka tetap susah makan enak, karena takut kolestrol. Usia ayah delapan anak kelahiran 3 Oktober 1923 ini sudah hampir 73 tahun. Usia yang menuntutnya menjaga kesehatan secara ketat dan prima.

3.2       Cara Mengatasi Kemiskinan di Indonesia
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Pendidikan
Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa.

 Jika dunia pendidikan suatu bangsa sudah jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia suatu bangsa. Karena itu, setiap bangsa yang ingin maju, maka pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama.
Kisah Jepang, ketika luluh lantak akibat meledaknya bom di Nagasaki dan Hirosima adalah contoh nyatanya. Ketika itu, Jepang secara fisik telah hancur. Tetapi tak berselang beberapa waktu setelah itu, Jepang bangkit dan kini telah berdiri kokoh sebagai salah satu negara maju. Dalam konteks inilah, salah satu kunci utama keberhasilan Jepang adalah pembangunan dunia pendidikan, yang pada gilirannya membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditetapkan sebagai prioritas.
Bagaimana dengan Indonesia? Hampir tak ada yang membantah bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat sekarang ini belumlah terlalu bagus, alias jeblok. Bahkan, kalau sedikit lebih ekstrim, kita dapat menyebut kualitas pendidikan kita anjlok, rendah dan memprihatinkan. Keberadaan atau posisi kita jauh di bawah negara-negara lain. Hal itu terlihat dari angka Human Development Indeks (HDI) yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga internasional, yang menunjukkan bahwa posisi kualitas sumber daya manusia Indonesia sangatlah rendah.
Kemudian,  pada saat yang sama tingkat kemiskinan di negeri ini sungguh fantastis. Sangat besar dan mengkhawatirkan. Kita semua paham bahwa kemiskinan kini merupakan simbol yang tentunya sangat memalukan. Besarnya angka kemiskinan di Indonesia saat ini setara dengan kondisi 15 tahun yang lalu. Berdasarkan data (BPS), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 36,1 juta orang atau 16,6 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Tingkat kemiskinan  dan pengangguran di Indonesia masih paling tinggi di antara negara-negara ASEAN. Demikian pula dalam indeks pembangunan manusia HDI, Indonesia masih menempati peringkat 111 dari 175 negara di dunia. Posisi ini jauh di bawah negara tetangga Malaysia (76) dan Filipina (98).
Beberapa waktu yang lalu, Bank Dunia juga mengeluarkan data terbaru perihal kemiskinan kita. Banyak pihak terkejut dengan pernyataan ini. Tak dapat kita bayangkan, sesuai data Bank Dunia, lebih dari 110 juta jiwa penduduk Indonesia tergolong miskin atau setara dengan 53,4 persen dari total penduduk. Suatu jumlah yang amat fantastis. Hampir separoh penduduk Indonesia. Hal ini tak pernah kita duga sebelumnya.
Dalam ukuran yang lebih mikro lagi, jumlah ketidaklulusan siswa SLTP dan SMU tahun 2006 ini, tergolong tinggi. Bahkan di beberapa sekolah ada yang tingkat kelulusannya nol persen. Suatu realita yang sangat memalukan. Padahal, standar kelulusan yang ditetapkan Depdiknas tidak terbilang tinggi.
Persoalannya, bagaimanakah masa depan bangsa ini? Atau bagaimana kualitas SDM kita? Harus diakui bahwa persoalan kualitas sumber daya manusia (SDM) memang berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Sementara mutu pendidikan sendiri masih dipengaruhi oleh banyak hal dan sangat kompleks. Misalnya, bagaimana kualitas dan penyebaran guru, ketersediaan sarana dan prasarana, sistem pendidikan, dan lain-lain. Hal ini sering kita sebut dengan istilah faktor utama.
Salah satu hal yang menjadi sangat penting untuk mengatasi hal tersebut di atas, adalah dengan menumbuhkan political will pemerintahan sekarang ini untuk lebih memperhatikan sektor pendidikan. Bagaimana pemerintah misalnya mau menempatkan persoalan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam pengambilan kebijakannya. Pembangunan pendidikan adalah modal utama dalam membangun suatu bangsa. Sebab, pendidikan terkait dengan kualitas SDM. Maka, jika bangsa ini ingin maju, maka pembangunan dunia pendidikan adalah syarat mutlak yang harus dilakukan.



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1       Kesimpulan
1.         Banyak orang-orang sukses yang memulai usahanya dari bawah dan membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
2.         Kesuksesan dapat diraih dengan usaha kerja keras dan berdoa.

4.2       Saran
1.         Pemerintah seharusnya dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia untuk memajukan Sumber Daya Manusia
2.         masyarakat Indonesia tidak putus asa dan tetap berdoa untuk dapat mendapatkan kehidupan yang lebih layak.


DAFTAR PUSTAKA

www.google.com diakses tanggal 27 Desember 2009
(Kemiskinan. Cerita orang sukses. Cara mengatasi kemiskinan)


makalah pengaruh bahasa inggris

                                                                          BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG MASALAH
Semua manusia termasuk mereka yang hidup di daerah terpencil menggunakan bahasa untuk saling berkomunikasi. Bahasa menjadi sangat penting karena apapun yang dilakukan oleh manusia ketika berinteraksi dengan sesamanya adalah dengan media ini. Manusia saling berinteraksi dengan sesamanya dengan berbicara. Berbicara langsung (dengan lisan) dengan saling bertatap muka, berbicara melalui telepon atau mungkin cukup dengan menggunakan fasilitas handphone, dengan sms, misalnya.
Penggunaan bahasa bagi manusia merupakan satu fenomena yang bersifat universal. Banyaknya jumlah bahasa yang ada di dunia menyebabkan munculnya perbedaan-perbedaan di antara bahasa-bahasa tersebut. Perbedaan tersebut antara lain disebabkan karena bahasa merupakan suatu convention (kesepakatan umum) dan bersifat arbitrary (manasuka).     
. Perkembangan teknologi saat ini membuat penyebaran bahasa Indonesia hingga ke pelosok daerah semakin mudah dan berkembang pesat. Bahasa Indonesia semakin dikenal masyarakat. Jika pada awalnya masyarakat Indonesia yang terdiri dari multisuku, multietnis, multiras, dan multiagama susah bergaul antara sesama karena terdapat perbedaan bahasa, kini dengan adanya bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, semua elemen bangsa dapat berkomunikasi dengan yang lainnya.
Kesadaran berbahasa merupakan modal penting dan harus tumbuh dalam setiap pribadi masyarakat dalam mewujudkan sikan berbahasa yang positif yang selanjutnya akan memperkukuh fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa. Penggunaan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa negara, perlu pula dibina lebih lanjut untuk menghadapi tantangan makin meluasnya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris di Indonesia dan di dalam pergaulan internasional. Di samping itu, pembinaan penutur bahasa Indonesia hendaknya diarahkan sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia dapat berfungsi sebagai sarana untuk memanifestasikan nilai - nilai luhur budaya bangsa.
Di negara kita, belajar bahasa Inggris diyakini akan dapat meningkatkan kerja para pegawai. Bangsa kita juga meyakini bahwa dengan belajar bahasa Inggris akan membuat negara kita menjadi negara yang maju di era globalisasi ini. Karena itulah, penguasaan bahasa Inggris kemudian menjadi syarat yang penting agar seseorang dapat lulus dalam ujian menjadi pegawai. Tapi, yang terjadi di negara kita adalah ternyata dengan masuk lembaga pendidikan bahasa Inggris yang paling bergengsi sekalipun tidak menjadi syarat mutlak yang membuat kita mampu mendongkrak kemampuan berbahasa Inggris.
Anggapan bangsa kita yang seperti itu sebenarnya adalah anggapan yang keliru. Kita seharusnya mengambil falsafah orang Jepang yang dalam belajar bahasa kedua mereka beranggapan ‘get the content, leave lhe language behind’ (dapatkan ide yang ada dalam bahasa tersebut dan tinggalkan bahasa asing tersebut). Mereka berkeyakinan bahwa tanpa menguasai bahasa Inggris pun, mereka akan sanggup menjadi bangsa yang besar. Dengan menterjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan ke dalam bahasa sendiri tentu akan lebih membawa manfaat karena akan lebih mudah dibaca oleh masyarakat kita, daripada harus sibuk membaca buku-buku barat dengan menyanding kamus besar bahasa Inggris.
Di negara kita, kemampuan penggunaan bahasa Inggris juga belum dimanfaatkan dengan optimal bagi mereka yang sudah menguasai bahasa kedua ini. Masyarakat atau orang yang menguasai bahasa tersebut cenderung tidak mampu menggunakan kemampuannya untuk ikut mengembangkan masyarakat sekitarnya. Jadi, kemampuan itu hanya untuk kepentingan pribadinya, misalnya saja dalam ekonomi dan politik. Lalu bagaimana dengan anggapan bahwa menguasai bahasa Inggris mampu membuat bangsa kita maju sedangkan fakta yang terjadi di lapangan seperti itu? Penguasaan bahasa Inggris harus dibersamai dengan aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat agar terasa manfaatnya. Jadi, bukan hanya untuk sekedar memenuhi gengsi kita atau ‘keren-kerenan’.
Mungkin bahasa inggris saat ini memang sangat dominan, karena saat ini memang saat globalisasi dan bahasa inggris juga menjadi bahasa internasional, tapi kalau kita terlalu mengutamakan bahasa inggris, bagaimana bengan bahasa pemersatu kita, bahasa Indonesia? Dan bahasa yang sudah kita bawa sejak lahir yaitu bahasa daerah? Apakah kita dengan begitu saja melupakan, kalau semua masyarakat sudah menganggap bahasa inggris adalah yang paling penting.
Melalui penulisan karya tulis ini, penulis akan membahas tentang Pengaruh Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia

1.2              PERUMUSAN MASALAH
Dilihat dari penjelasan dan latar belakang yang penulis sampaikan diatas, maka penulis mengajukan permasalahan sebagai berikut:
1.2.1        Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahasa inggris terhadap bahasa Indonesia atau bahasa daerah?
1.2.2        Apakah dampak penggunaan bahasa inggris terhadap sikap nasionalisme  bangsa dalam berbahasa indonesia?
1.2.3        Bagaimana upaya mempertahankan bahasa Indonesia?

1.3              TUJUAN PENELITIAN
1.3.1        untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahasa inggris terhadap bahasa Indonesia atau bahasa daerah
1.3.2        untuk mengetahui dampak positif dan negative penggunaan bahasa inggris terhadap bangsa dalam berbahasa indonesia
1.3.3        untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mempertahankan bahasa Indonesia.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Pengaruh Penggunaan Bahasa Inggris Terhadap Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah.
                        Pada masa sekarang ini, bahasa inggris sepertinya sangat diminati oleh masyarakat, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Karena saat ini adalah masa globalisasi, dan bahasa inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bahasa internasional.
                        Dan melalui makalah yang berjudul pengaruh bahasa inggris terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia ini, setelah cukup melakukan penelitian, penulis dapat mengetahui pengaruh bahasa inggris terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah dari keterangan-keterangan yang diberikan oleh responden, ada yang memberikan tanggapan positif, ada juga yang memberikan tanggapan negative
                        Menurut responden yang beranggapan negative, bahasa inggris akan membuat bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih dikesampingkan, jadi terbelakang, dan dilupakan,dan bahasa inggris yang lebih diutamakan. Bahasa inggris akan menggeser dari pada bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
                        Bahasa inggris juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan juga bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam Negara kita. Kalau tidak ada bahasa Indonesia maka kita tidak dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.
                        Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di negaranya sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan bahasa Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Spanyol, Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin. Keadaan yang begitu berlawanan dengan sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia dulu sangat menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi ironi lagi adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah karena menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan.
                        Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk mencarikan anak-anaknya bimbingan bahasa inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti itulah sedikit gambaran bahasa inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan.
                        Namun ada juga pendapat lain dari responden, yaitu bahasa inggris tidak berpengaruh apa-apa dalam bahasa Indonesia, karena bahasa inggris memang bahasa internasional, menggunakan bahasa inggris seperti memang sudah tuntutan perkembangan jaman saat ini.


3.2              Dampak Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia.
Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negative, tidak terkecuali dengan judul yang penulis angkat yaitu pengaruh bahasa inggris terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia. Dari penyebaran angket, penulis dapat mengetahui dampak positif dan negative,dari keterangan penulis telah menganalisis seperti di bawah ini:
1.      Dampak positif:
Ø Dapat mengikuti perkembangan di dunia
Karena bahasa inggris adalah bahasa internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perlembangan di dunia dengan dapat menggunakan bahasa inggris.
Ø  Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan internasioanal menjadi lancar
Dampak diatas merupakan dampak yang sangat bagus, karena perdangangan internasional menggunakan bahasa internasional juga, dan dapat menambah devisa Negara
Ø  kita dapat berkomunikasi dengan warga Negara lain
saat kita dapat berkomunikasi dengan warga Negara lain dengan lancar, maka kita juga dapat memperluas wawasan kita, dengan bertanya langsung kepada warga asing tersebut.
Ø  Kita tidak akan ketinggalan jaman
Sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi banyak yang menggunakan bahasa inggris, jika kita tidak bisa bahasa inggris, maka kita akan ketinggalan jaman .

2.      Dampak negative
v  Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa inggris
            Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, terlebih lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada bahasa Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan tergeser oleh bahasa inggris.
v  Bahasa daerah sudah tidak dianggap lagi
            Orang akan lebih senang menggunakan bahasa inggris dari pada bahasa daerah atau bahasa Indonesia. Yang berbicara dengan bahasa saerah akan dianggap kampungan. Dan sekarang pun di sekolah-sekolah sudah tidak ada lagi pelajaran bahasa daerah,
v   Tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
            Cara bicara bahasa Indonesia tidak dengan baik dan benar. Memakai bahasa campuran, bahasa gaul, bahasa Indonesia yang amburadul. Namun kita dapat berbahasa inggris dengan baik, memperhatikan tense, grammar. Sekarang kita lihat saja, nilai bahasa inggris dengan bahasa Indonesia, sebagian besar, lebih banyak yang lebih baik pelajaran bahasa inggris.


3.3              Cara Supaya Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang
                        Bahasa indonesi / bahasa daerah merupakan bahasa yang telah kita gunakan sejak kita lahir di dunia ini. dan saat globalisasi seperti ini, masyarakat lebih mementingkan untuk belajar dan menggunakan bahasa inggris. Merasa bahwa kita telah menguasai bahasa Indonesia, namun bila kita teliti lebih dalam, kita belum bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sepenuhnya.
                        Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, maka secara langsung uataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia/ bahasa daerah sedikit demi sedikit akan berkurang. Ada beberapa cara supaya sikap nasonalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang  dari masyarakat Indonesia, dan para responden telah memberikan pendapatnya seperti yang ada di bawah ini,
            a.         Tambahan untuk pelajaran bahasa indonesia
                                    Tambahan pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah akan membuat para siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.
b.                  Pelajaran bahasa daerah dihidupkan kembali
                         Pada saat ini, di sekolah-sekolah SMP DAN SMA sudah jarang sekali kita temui pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa daerah. Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun tidak semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah. Sehingga bahasa daerah sudah banyak digunakan.
c.                   Lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada bahasa inggris.
                                    Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai bahasa pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa inggris. Sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa indonesia         
d.               Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah
                        Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa, dan telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia. Walaupun belajar bahasa asing, namun nilai-nilai budaya bahasa Indonesia/bahasa daerah tidak boleh ditinggalkan


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1              Kesimpulan
4.1.1        dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa inggris, maka bahasa Indonesia atau bahasa daerah akan lebih dikesampingkan
4.1.2        Bahasa inggris berdampak positif dan negative terhadap bahasa Indonesia. Dampak positifnya, bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan lancar. Dan dampak negatifnya, bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser dengan bahasa inggris.
4.1.3    cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang yaitu dengan tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta terhadap bahasa Indonesia, dll

4.2              Saran
4.2.1    masyarakat lebih mencintai bahasa indonesia
4.2.2    walaupun kita belajar bahasa asing, namun kita tidak melupakan nilai-nilai yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah
4.2.3    bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih diutamakan dalam pendidikan formal
4.2.4    masyarakat tidak boleh mengenyampingkan bahasa daerah, Negara Indonesia mempunyai bermacam-macam bahasa daerah, dan itu yang memjadi cirri dari Negara Indonesia, dan dipersatukan oleh bahasa indonesia


DAFTAR PUSTAKA

www.google.com pengaruh globalisasi terhadap bahasa indoesia
Marheni, Mpd. 2005. Buku Tuntunan Membuat Karya Ilmiah. Mojokerto

makalah sosiologi "siswa membolos jam pelajaran"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini masyarakat di dunia sedang menghadapi globalisasi, tidak terkecuali dengan masyarakat Inonesia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap globalisi.yang membat seakan-akan tidak ada batas yang jelas antara 1 negara dengan Negara lainnya.
Globalisasi saat ini pun juga dapat mempengaruhi terhadap bidang pendidikan di Indonesia. Pasalnya sekolah-sekolah yang ada di Indonesia sudah bantak yang mendaftarkan diri untuk menjadi Sekolah Berstandart Internasional yang memiliki fasilitas teknologi yang modern dan juga menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris.
Dengan adanya globalisasi sekarang ini, maka Negara-negara di dunia baik itu Negara maju ataupun berkembang berlomba-lomba untuk meningkatkan prestasi pendidikan di Negara mereka untuk mencetak generasi yang penerus bangsa yang lebih baik. Begitu pula di Indonesia. Jika kita perhatikan, pemerintah Indonesia selalu berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi tingkat kebodohan di Indonesia.
Sebagai bukti nyata kita dapat melihat program-program pemerintah seperti BOS, Wajib Belajar 9 Tahun, dan pemerintah bahkan menaikkan sebagian gaji para PNS khususnya tenaga pendidik atau lazimnya disebut guru. Itu semua tidak lain bertujuan untuk meningkatkan keefektifan cara mengajar guru kepada para penerus bangsa yaitu siswa.
Tapi pada kenyatannya hal ini bertolak belakang dengan kenyataan para siswa di lapangan, seakan-akan program yang diberikan pemerintah sia-sia untuk dilaksanakan. Pasalnya mereka lebih memilih bolos ketimbang belajar.
Pergi ke sekolah bagi remaja merupakan suatu hak sekaligus kewajiban sebagai sarana mengenyam pendidikan dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Sayang, kenyataannya banyak remaja yang enggan melakukannya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Banyak yang akhirnya membolos.
Perilaku yang dikenal dengan istilah truancy ini dilakukan dengan cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan berseragam, tetapi mereka tidak berada di sekolah. Perilaku ini umumnya ditemukan pada remaja mulai tingkat pendidikan SMP.
Memang cerita bolos sewaktu pelajaran sudah tidak asing lagi bagi sebagian kalangan murid ataupun masyarakat. Bolos atau meninggalkan jam pelajaran saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di sekolah, itu merupakan hal yang sering dilakukan oleh para pelajar. Namun tetap saja boleh dikatakan wajar sebab sikap dasar manusia yang selalu saja ada secuil rasa bosan yang timbul di benak siswa untuk menghadapi pelajaran. Terlebih bagi mereka yang sudah menjadikan bolos ini sebagai hobi atau agenda wajib saat sekolah, mereka yang malas-malasan dan hanya ingin bersenang-senang saja. Mereka lebih memilih untuk meninggalkan kelas daripada harus mendengarkan penjelasan guru yang tidak mereka mengerti. Mungkin masalah yang seperti ini sering dianggap sepele oleh sebagian kalangan, namun hal ini sangatlah disayangkan terutama bagi pemerintah yang sudah berusaha keras untu memajukan pendidikan di Indonesia.
Dan untuk kepedulian penulis kepada merosotnya kedisiplinan dalam pendidikan, maka penulis membuat karya tulis ini tentang para siswa yang membolos saat jam pelajaran.  

1.2     Merumuskan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis sampaikan diatas, maka penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut
1.2.1                 Apa penyebab siswa membolos pelajaran.
1.2.2                 Apakah ada pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain.
1.2.3                 Dimana biasanya siswa membolos pelajaran.
1.2.4                 Apa dampak yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran.
1.2.5                 Bagaiman cara mengatasi siswa yang membolos pelajaran.

1.3.  Batasan Istilah dan Hipotesis
            untuk mengurangi perbedaan persepsi, konsep, penulis membuat batasan tentang karya tulis penulis sebagai berikut.
1.3.1                 Batasan Istilah
a.         Penyimpangan : proses, cara, perbuatan menyimpang atau menyimpangkan (kamus besar bahasa indonesia)
b.         Membolos       : meloloskan diri, melarikan diri (kamus besar bahasa indonesia)
1.3.2         Hipotesis Penulis
                             Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain yang terdapat di lingkungan SMAN 1 SOOKO.



1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1         untuk dapat mengetahui penyimpanan yang terjadi di masyarakat, terutama tentang siswa yang membolos pelajaran.
1.4.2         untuk menambah pengetahuan tentang penyimpangan siswa saat membolos pelajaran bagi ilmu sosiologi.
1.4.3         untuk mengetahui penyebab siswa membolos pelajaran.
1.4.4         untuk mengetahui adakah pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan siswa lain
1.4.5         untuk menjelaskan tempat-tempat yang biasanya digunakan siswa untuk membolos pelajaran
1.4.6         untuk menjelaskan dampak yang ditimbulkan terhadap siswa yang membolos pelajaran
1.4.7         untuk menjelaskan cara mengatasi siswa yang membolos pelajaran.

1.5. Manfaat Penelitian
Melalui makalah penyimpangan siswa membolos pelajaran ini, diharapkan oleh penulis dapat bermanfaat bagi banyak siswa, perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak-pihak lain.
a. Siswa           : - Sadar diri untuk tidak membolos pelajaran lagi
  - mengurangi penyimpangan-penyimpangan  yang sering dilakukan siswa
  - untuk dapat menjadi siswa teladan
  - mengetahui dampak negative akibat membolos pelajaran
                                      - Dapat membuat siswa jera dan tidak akan mengulangi kebiasaannya   membolos
b. Guru            : - Dapat lebih mengawasi siswa yang membolos pelajaran
                          - dapat memperbaiki cara pengajaran supaya siswa tidak membolos
c. Sekolah        : - dapat menertibkan penyimpangan-penyimpangan siswa.
                          - dapat meminimalkan siswa yang membolos
d. Pengelola Dinas Pendidikan           : - membuat peraturan tentang siswa yang melakukan penyimpangan, terutama siswa yang membolos pelajaran

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.            Konsep penyimpangan siswa membolos pelajaran
Penyimpangan    : proses, cara, perbuatan menyimpang atau menyimpangkan (kamus besar bahasa indonesia)
Membolos          : meloloskan diri, melarikan diri (kamus besar bahasa Indonesia)

2.2              Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dalam membolos pelajaran
·         perkembangan teknologi
·         hubungan antar kelas-kelas dominant-kemampuan kelas dominant untuk menciptakan ketertiban baru
·         meningkatnya kompleksitas masyarakat
(teori sosiologi tentang perubahan sosial, 1983:20)
·         keinginan secara sadar dan keputusan para pribadi
·         pengaruh eksternal
(teori sosiologi tentang perubahan sosial, 1983:26)
                        Sementara itu, psikolog Dian Apriyatni Psi mengatakan, kebiasaan bolos sekolah itu disebabkan oleh banyak faktor. Di mana tidak semuanya muthlak kenakalan siswa Menurut Dian, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa minggat dari sekolah, di antaranya karena merasa bosan dengan gaya mengajar dari guru. Karena biasanya, jika guru berhasil membangun suasana belajar yang menarik bagi siswanya, maka senakal apa pun siswa tersebut, maka dia akan menunggui guru tersebut. Berbeda dengan guru-guru yang sudah menakutkan bagi siswa mulai dari gaya mengajar, cara menghadapi siswa hingga memberikan tugas. Tetapi ada juga yang memang yang bolos karena gurunya gagal membuat suasana menarik di kelas, sehingga membuat siswa bosan dan mencoba mencari suasana berbeda di luar sekolah. Penyebab lain adalah adanya masalah pribadi baik dengan orang tua, pacar, keluarga maupun dengan teman-teman. Biasanya, masalah ini membuatnya tidak konsentrasi. Namun, bolos sekolah juga terkadang dilakukan siswa karena pengaruh dari teman-teman. Karena masa remaja, pengaruh teman-teman yang disebut dengan konvernitas sangat besar. Bahkan, nilai yang dibawa dari rumah bisa hilang karena konvernitas tadi.
Sebenarnya, hal ini wajar karena memang pada masa ini, teman merupakan salah satu penentu karakter bagi remaja setelah orangtua. Secara psikologis, ini menyebabkan pengaruh teman bisa lebih menentukan dibandingkan orang tua. Apalagi bila perhatian dari orang tua minim. Maka remaja akan lari dengan teman-temanya sebagai teman curhat.
Faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokkan menjadi 3, faktor sekolah, personal, serta keluarga. Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
Faktor personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
Sedangkan faktor keluarga meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak (Kearney, 2001). Ketiga faktor tersebut dapat muncul secara terpisah atau berkaitan satu sama lain.
           
2.3              Upaya-upaya untuk mengatasi siswa membolos pelajaran.
A.    Umum
Tiga unsur kunci dalam belajar terpadu:
·         kegiatan proyek di luar kelas yang menarik, memadukan riset dan eksplorasi
·         penggunaan computer oleh siswa sebagai sarana pemproses informasi dan analisis
·         sejarah, goegrafi, ilmu alam, matematika, ekonomi, menulis, computer dan mata pelajaran lain disatupadukan, tidak diajarkan secara terpisah.
(evolusi belajar, 1998:176)
Adapun guru yang mengalami masalah dengan murid yang membolos dan Ia pun mencoba untuk mencoba memberitahu siswanya mengenai hal itu , namun cara itu tidak ampuh dan Iapun mencoba menegur dengan keras dan cara yang dilakukannya berhasil sebanyak 50%, Tapi hasilnya kurang memuaskan. Iapun mencoba untuk mencoba hal yang tidak diasayaitu dengan menyuruh siswa yang bolos untuk membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.Yang membuat Surat pernyataan ini berbeda ada pada isinya yaitu dengan memasukkan tanda tangan orang tua, ketua RT dan RW.
Pada akhirnya cara ini dapat membuat hampir 100% siswa sudah tidak lagi membolos.
Hal yang menyebabkan siswa tidak membolos adalah karena mereka mendapatkan hukuman sosialyang berat dan dengan mencantumkan tanda tangan ketua RT dan RW memiliki beban tersendiri (http://www.infogue.com/http://pendidikan.infogue.com/tips_mengatasi_siswa_yang_sering_membolos)

B.     Khusus
·         Guru dapat mengerti kondisi siswa
·         Memberi sanksi yang tegas kepada siswa yang membolos pelajaran
·         Absensi setiap jam pelajaran
·         Membentuk suatu pelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

            Dalam bab 3 ini penulis akan membahas (1) rancangan penelitian, (2) data penelitian, (3) sumber data penelitian, (4) prosedur dan teknik penelitian, (5) analisis data.

3.1  Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan cara mengumpulkan data yang telah terkumpul dengan instrument kemudian data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk membuktikan keefektifan teknik (self monitoring) sebagai variabel bebas terhadap pengelolaan diri sebagai variabel terkait yang dihubungkan dengan siswa yang membolos pelajaran. Data yang terkumpul dengan instrument ini kemudian dianalisis secara kuantitatif menurut Mardalis (1990;26)

3.2  Data Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IS 1 di SMAN 1 Sooko Mojokerto sebanyak 15 siswa untuk mewakili 30 siswa dengan perbandingan 1:10. kelompok siswa yang mengikuti pelajaran di SMAN 1 Sooko didasarkan pada pertimbangan banayk siswa yang melakukan penyimpangan dengan membolos saat pelajaran di kelas sedang berlangsung. Disamping itu siswa kelas XII memiliki kemantapan jiwa dalam penggunaan langkah-langkah pembelajaran dan pada diri anak seusia itu sudah memiliki keberanian dalam penggunaan langkah atau teknik dalam rangka pembelajaran yang nyaman untuk dirinya.. hal ini sesuai dengan tahap perkembangan jiwa anak periode berfikir operasional formal.
Menurut Piaget (dalam dahar, 1988;186) mengemukakan bahwa anak pada usia tingkat operasional formal sudah dapat berfikir sebagai orang dewasa, ia dapat merumuskan sebagai alternative hipotesis dalam menanggapi masalah.
Dipilihnya subjek penelitian  satu kelas yaitu siswa kwlas XII IS 1, sebagai sampel adalah penulis berada di kelas yang sama dan mengetahui tentang mereka sehingga lebih mudah dalam melakukan analisis.

3.3  Sumber Data Penelitian
                  Sumber data penelitian adalah dari data yang diperoleh melalui instrument dan pengamatan langsung dari penulis.    

3.4  Prosedur Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data
(4.1)         Prosedur Penelitian
4.1.1        Menyusun rancangan penelitian
4.1.2        Menyebarkan angket/ quosioner
4.1.3        Menentukan kelompok instrumen
4.2              Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penulisan dilakukan dengan cara questioner alasan menggunakan questioner adalah karena informasinya lebih banyak dan data lebih akurat. Adapun langkah-langkah untuk questioner tersebut adalah:
1.                  menyebarkan questioner kepada siswa kelas XII IS 1 dan menyeleksi pemilih sebagai perwakilan sampel
2.         menyeleksi data, penulis memeriksa data tang telah disebar apakah sudah sesuai dengan data yang diperlukan, jika asih dirasa kurang penulis akan melakukan wawancara langsung.
                        3.         mengkode data penulisan yang telah terkumpul
                        4.         mentabulasikan data penulisan sesuai prosedur
                        5.         menganalisis hasil dan penulisan.

3.5  Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu mendeskripsikan tentang penyimpangan membolos pelajaran yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Sooko kelas XII IS 1.
Adapun analisis data dengan Metode prosentase. Prosentase merupakan hasil dari frekuensi objek suatu kategori yang dibandingkan dengan jumlah frekuensi seluruh kategori kemudian dilakukan 100 % atau dengan rumus:
P= F/n x 100 %

BAB IV
ANALISIS DATA

4.1              Penyebab Siswa Membolos Pelajaran
Membolos saat pelajaran sebenarnya tidak dibenarkan dalam pendidikan. Dan sanksi-sanksi juga sudah banyak diberikan kepada para siswa ynag membolos pelajaran. Pastinya ada penyebab mengapa para pelajar tetap melakukan bolos pelajaran. Melalui diagram di bawah ini, akan dibahas tentang penyebab siswa membolos pelajaran:
Penyebab Siswa Membolos Pelajaran.
  gambar1.1
                       
Dari siswa sebanyak 15 orang, untuk penyebab siswa membolos pelajaran karena pelajaran yang kurang disukai sebanyak 7 siswa dan penyebab siswa membolos pelajaran karena  guru yang tidak menyenangkan sebanyak 3 siswa. Faktor lain yang menyebabkan siswa membolos pelajaran yaitu karena keinginan siswa secara sadar, sebanyak 2 siswa. Dan siswa yang memilih faktor penyebab siswa membolos pelajaran karena perkembangan teknologi, pengaruh eksternal, dan munculnya tujuan bersama adalah sebanyak masing-masing 1 siswa.
                        Berikut ini akan penulis jelaskan dari faktor-faktor di atas:
                        a.         Pelajaran Kurang Disukai.
                                                Pelajaran yang tidak menyenangkan, memjadi ilihan terbanyak para responden untuk keluar kelas saat pelajaran berlangsung atau biasa disebut dengan bolos pelajaran. Pelajaran yang kurang disukai dapat menjadi sikap malas dikelas, maka para siswa jika berada di dalam kelas juga tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik, maka mereka akhirnya memilih untuk keluar kelas.

b.            Guru yang Tidak Menyenangkan.
Walaupun sebenarnya mata pelajarnnya disukai oleh siswa, namun apabila gurunya tidak menyenangkan, maka para siswa juga akan merasa bosan dengan cara pengajaran atupun dengan sikap guru saat mengajar yang kurang bersahabat dengan para muridnya. Dan sebagai tindakan para siswa, mereka lebih memilih untuk meninggalkan ruangan kelas. Sebaliknya, kalau guru menyenangkan, walaupun pelajaran yang diajarkan sulit, siswa tetap merasa enjoy di dalam kelas, dan itu membuat lama-kelamaan para siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah karena siswa tidak jenuh di dalam kelas.       
                        c.         Pengaruh eksternal
                                                Dari penyebaran questioner oleh penulis, 1 responden yang memilih jawaban karena pengaruh eksternal. Itu disebabkan karena siswa hanya ikut-ikutan saja dengan teman-temannya saat membolos pelajaran tersebut. Sehingga di dalam kelas dia merasa bosan karena teman-teman dekatnya keluar kelas, dan dia juga ikut keluar kelas bersama teman-temannya.

4.2              Ada atau Tidak Pengaruh Siswa yang Membolos Pelajaran dengan Siswa yang Lain
Siswa yang membolos sekolah biasanya dapat mengganggu siswa yang lain yang sedang belajar di dalam kelas. Sebelumnya penulis telah menyebarkan questioner kepada siswa XII IS 1, dan akan dilihat ada atau tidaknya pengaruh antara siswa yang membolos dengan siswa yang lain, dan dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa membolos tersebut terhadap siswa yang lain, penulis akan menyajikan dalam diagram di bawah ini.
Ada atau tidaknya pengaruh siswa yang membolos terhadap siswa yang lain
 gambar 1.2
            Dari siswa sebanyak 15 orang, untuk ada atau tidaknya pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lainnya sebanyak 12 siswa memilih jawaban ya, ada pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain dan 3 siswa memilih jawaban tidak ada pengaruh anatara siswa yang membolos pelajaran denagn siswa yang lainnya.
            Di bawah ini dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran terhadap siswa yang lain akan penulis sajikan dalam bentuk diagram batang di bawah ini:
Dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos terhadap siswa yang lain
 gambar 1.3
           
Dari siswa sebanyak 15 orang, hanya 12 siswa yang memilih ada pengaruh antara siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain, maka dalam analisis diatas, hanya disajikan 12 frekuensi.
            Dari 12 siswa, dampak yang dapat ditimbulkan oleh siswa yang membolos sekolah dengan siswa yang lain yaitu paling banyak memilih tidak konsentrasi belajar yang telah dipilih sebanyak 6 siswa. Lalu dilanjutkan dengan siswa yang memilih ikut kena marah guru sebagai dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain sebanyak 4 siswa yang mempunyai. Dan yang paling sedikit yaitu siswa yang memilih pelajaran jadi tertunda yaitu sebanyak 2 siswa
Dampak tidak konsentrasi belajar ini karena sifat siswa yang setia kawan, dia memikirkan bagaimana kondisi temannya jika dihukum nanti, maka dia tidak dapat konsentrasi dalam pelajarannya.
Pada saat guru mata pelajaran memberikan absensi, dan mengetahui kalau ada seorang atau beberapa orang siswanya tidak ada, maka guru past akan marah-marah, dan biasanya marahnya guru tersebut akan berdampak juga kepada siswa-siswa yang lain,dan ini juga dapat membuat para siswa tidak dapat konsentrasi dalam menerima pelajaran karena suasana kelas yang sudah tidak nyaman.
Selain itu biasanya apabila mengetahui ada siswanya yang keluar kelas, apabila guru itu disiplin, maka beliau akan menyuruh siswa lain atau biasanya ketua kelas untuk mewncari temannya yang tidak ada tersebut untuk kembali masuk keluar kelas, maka palajaran dapat tertunda pada saat yang lain mencari siswa yang membolos tersebut.

4.3              Tempat yang Biasanya Digunakan Siswa Saat Bolos Pelajaran.
Sekarang ini membolos pelajaran seperti sudah menjadi kebiasaan yang sudah tidak dianggap tabu lagi. Semua murid SMP dan SMA sudah banyak yang melakukan bolos pada saat jam pelajaran berlangsung. Dan apabila ada siswa yang membolos, pasti mereka mempunyai tempt favourite yang mereka gunakan saat membolos tersebut. Maka dari itu penulis saat ini akan membahas tentang temapt yang biasanya digunakan sebagai tempt membolos yang ada dilingkungan SMAN 1 Sooko. Untuk melihat kepastiannya penulis telah menyajikan dalan diagram di bawah ini:

Tempat favorit untuk membolos pelajaran
 gambar 1.4

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa tempt yang paling sering digunakan atau terfavorit untuk membolos sekolah adalah kantin sekolah. Menurut pendapat penulis, kantin memang tepat sebagai tempt yang digunakan untuk membolos pelajaran, karena di kantin banyak fasilitas yang nyaman untuk tempt bolos. Apabila siswa yang membolos itu haus atau lapar, maka dapat langsung membelinya, selain itu kantin juga tempt yang enak saat digunakan untuk mengobrol dengan teman, karena biasanya siswa membolos bersama teman-temannya.
Dan selain itu hutan sekolah juga menjadi tempt favotit bagi siswa yang membolos pelajarn. Suasana di hutan yang nyaman dan teduh dingin, sejuk, sangat menyenangkan saat memolos pelajaran di hutan sekolah.
Ada tempt lain yang juga menjadi tempt saat siswa membolos saat jam pelajaran, yaitu UKS (Unit Kesehatan Sekolah). Siswa biasanya berpura-pura mengeluh badannya tidak enak atau sakit. Di tempt ini siswa bisa tidur-tiduran sambil ngerumpi bersama teman-temannya dan bermain hape. Karena UKS tempatnya yang lebih tertutup. Dan para guru yang datang ke UKS biasanya tidak curiga kalau ternyata mereka datang ke UKS hanya sekedar untuk menghindari jam mata pelajaran yang tidak mereka sukai. Tapi dengan adanya bidan yang telah ditempatkan di ruang UKS, sekarang membolos di UKS sudah sulit, karena harus ada keterangan sakit dari bidan dan guru puket saat hari itu.
Tempt yang terakhir yang sering digunakan siswa saat membolos adalah perpustakaan. Dari kenyataannya perpustakaan di SMAN 1 Sooko sangat nyaman dan tentram. Disana ruangannya ber-AC, dan tempatnya juga lesehan atau duduknya di lantai. Perpustakaan biasanya digunakan para siswa saat membolos pelajaran dengan tidur. Tetapi menurut pendapat penulis, membolos di Perpustakaan dapat menjadikan siswa lebih pintar, karena di Perpustakaan banyak buku-buku. Bisa juga para siswa yang membolos juga membaca buku untuk menambah wawasan.

4.4              Dampak yang Dapat Ditimbulkan Dari Siswa membolos Pelajaran.
Setiap perbuatan pasti akan mempunyai dampak positif dan negative. Tetapi apabila perbuatan itu menyimpang, maka dampat negative yang ditimbulkan akan lebih banyak dari pada dampak negatifnya. Dan untuk itu, penulis akan menjelaskan damapak yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan siswa membolos pelajaran sebagai berikut:

Dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran.
 gambar 1.5
Dari hasil questioner yang telah disebarkan oleh penulis kepada para siswa XII IS 1 sebanyak 15 siswa, maka dapat kita ketahui dari diagram di atas bahwa paling banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran adalah ketinggalan mata pelajaran yang dipilih sebanyak 8 siswa. Sekarang ini para responden sudah kelas 3, apabila jam pelajar dibuang secara sia-sia bagaimana persiapan ujian yang sebentar lagi akan dihadapi. Apakah semuanya sudah yakin kalau dapat lulus dengan nilai yang baik.
Dampak yang lain adalah nilai mata pelajaran yang semakin jatuh, yang telah dipilih oleh sebanyak 3 responden. Bukan saja pelajaran yang akan diujikan di Ujian Nasional yang harus dipelajari, namun juga mata pelajarn lain juga penting karena mata pelajaran lain tetap diujikan dalan Ujian Sekolah. Kalau salah 1 nilai saja yang jatuh, maka di ijazah itu sudah tidak dapat dirubah lagi, dan itu untuk seumur hidup.
Selain itu ada juga dampak dari membolos pelajaran yaitu dimarahi guru yang dipilih oleh 1 siswa. Namun itu juga dapat melihat gurunya. Jika gurunya keras atau disiplin maka para siswa yang membolos akan kena marah dan dapat sanksi yang tegas. Tetapi apabila gurunya biasa-biasa saja, para siswa yang membolos dibiarkan saja diluar kelas tidak mengikuti pelajarannya dan tidak kena marah. Mungkin bagi guru tersebut, siswalah yang membutuhkan pelajaran ini untuk menghadapi Ujian, bukan guru yang membutuhkan siswa.
Selain dampak negatif di atas, ada juga dampak positif yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran, yang dipilih oleh 2 siswa yaitu semakin luas dalam bergaul. Saat siswa membolos di luar kelas biasanya ada juga siswa lain yang sedang membolos atau jam kosong di kelasnya. Dan mereka dapat berinteraksi, sehingga mereka saling mengenal dan dapat menambah teman pergaulan.
Walauapun ada siswa yang memilih dampak positif dan negative, tetapi ada juga siswa yang beanggapan jika membolos pelajaran tidak ada damapaknya bagi siswa. Karena membolos hanya untuk sekedar melepas kejenuhan saat di kelas.

4.5              Upaya yang Dapat Dilakukan Supaya Siswa Tidak Membolos Pelajaran
Semakin lama, siswa yang akan melakukan bolos pelajarn agar semakin bertambah dengan mengikuti perkembangan jaman. Kalau tidak diberantas lebih awal, maka lama-kelamaan semakin banyak pula para penerus bangsa yang melakukan bolos pelajaran. Penerus bangsa yang seharusnya dapat lebih dibanggakan, malah akan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak berguna. Dan upaya-upaya pencegahan atau pemberantasan harus segera dilakukan untuk mengurangi para siswa yang bolos pelajaran. Dari hasil pengamatan penulis, maka bolos pada saat jam pelajaran dapat diatasi dengan cara sebagai berikut yang digambarkan dalam diagram di bawah ini:








Upaya yang dilakukan supaya siswa tidak membolos pelajaran
  gambar 1.6
                        Dari hasil questioner yang telah penulis kepada siswa XII IS 1 sebanyak 15 siswa, maka paling banyak mereka berpendapat tentang upaya yang dilakukan agar siswa tidak bolos saat pelajaran yaitu guru dapat mengerti kondisi siswa dan siswa diberi sanksi yang tegas jika membolos pelajarn, yang dipilih oleh masing-masing 5 siswa.
            Guru sebaiknya dapat mengerti bagaimana kondisi siswa saat itu. Jika kondisi siswa yang dari awal memang kurang semangat, guru sobaiknya tidak memaksakan para siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang sangat berat, yang malah akan membuat siswa jenuh di dalam kelas dan akhirnya mereka akan memilih keluar kelas supaya tidak jenuh.
Demikian juga sanksi yang diberikan harus tegas kepada siswa yang ketauan membolos saat kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung. Supaya siswa merasa takut dan tidak mengulangi untuk meninggalkan kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru sebaiknya bersikap keras kepada para siswa yang meninggalkan pelajarannya. Paling tidak didak boleh mengikuti kelas selama beberapa waktu atu membuat surat pernyataan.
Selanjutnya upaya yang dapat dilakukan unutk mengatasi siswa yang membolos adalah kegiatan di luar kelas yang menarik dan absensi setiap jam mata pelajaran yang dipilih oleh sebanyak 2 siswa.
Apabila para siswa sudah merasa mulai jenuh dengan cara pengajaran di luar kelas, guru dapat melakukan pengajaran di luar kelas seperti di perpustakaan atau studi pengamatan kecil-kecilan dengan kegiatan di luar kelas, sehingga siswa juga sekalian dapat melakukan refreshing, tidak harus belajar di kelas setiap harinya. Kegiatan seperti itu mungkin dapat mengatasi para siswa yang merasa jenuh dan dengan kegiatan di lauar kelas, mereka walaupun berada di luar tapi tetap dapat mengikuti pelajaran.
Dan absensi setiap jam mata pelajarn, supaya guru mengetahui siapa saja para siswa yang sering meninggalkan kelas saat jam pelajarnnya, dapat dilaporkan kepada wali kelasnya ataupun di beri sanksi sendiri oleh guru yang bersangkutan.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yangf membolos adalah dengan penggunaan computer oleh murid. Tapi upaya ini hanya dipilih oleh 1 siswa. Seperti yang ada dalam kenyataan, murid SMAN 1 Sooko tidak semua mempunyai perekonomian yang mapan. Penggunaan computer atau lap top mungkin hanya dapat diberlakukan jika semua murid mempunyai perekonomian yang tinggi. Sehingga upaya ini mungkin dapat dilaksanakan secara efektif, namun akan membuat siswa yang perekonomiannya sedang-sedang saja tidak dapat mengikuti seperti hal tersebut.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.1.1 Paling banyak siswa yang memilih penyebab siswa yang membolos pelajaran adalah pelajarannya yang kurang di sukai, guru yang kurang menyenangkan. Lalu pengaruh eksternal, keinginan secara sadar, munculnya tujuan bersama dan perkembangan teknologi.
4.1.2   ada pengaruh yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajarn dengan siswa yang lainnya. Dan dampak yang ditimbulkan dari siswa tersebut adalah tidak konsentrasi belajar, ikut kena marah guru, dan pelajarannya yang jadi tertunda
4.1.3   tempt-tempt yang biasanya digunakan oleh siswa untuk membolos yaitu kantin, hutan sekolah, Unit Kesehatan Sekolah dan Perpustakaan.
4.1.4 dan dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa membolos pelajaran yaitu ketinggalan pelajaran, nilai yang semakin jatuh, dimarahi guru, pergaulan yang semakin luas dan tidak ada dampak yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran.
4.1.5 upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yang membolos pelajaran yaitu guru yang seharusnya dapat mengerti bagaimana kondisi siswa, siswa yang membolos diberi sanksi yang tegas, kegiatan di laur kelas yang menarik dan penggunaan computer oleh murid, lalu absensi di setiap mata pelajaran.


4.2 Saran
4.2.1 Guru dapat mengerti kondisi siswa dan melakukan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
4.2.2   Sanksi dengan membuat surat pernyataan untuk siswa yang membolos pelajaran kepada orang tua atau perangkat desanya.
4.2.3   tidak dapat mengikuti pelajarn tersebut dalam beberapa waktu
4.2.4   banyak melakukan pengajaran di laur kelas atau pengamatan di luar kelas.
4.2.5   siswa menyadari pentingnya mengikuti pelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono.1883. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta:Ghalia  Indonesia.
Dryden,Gordon dan Dr.Jeannette Vos.2000.The Learning Revolution.Bandung:Kaifa
www.google.com (siswa membolos sekolah)



LAMPIRAN

Petunjuk:       Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang kamu anggap benar sesuai dengan pendapatmu

1. Apakah anda siswa SMAN 1 SOOKO?
        ☺ Ya                   ☺ tidak

2. Sekarang ini anda duduk di kelas berapa?
        ☺ X                     ☺ XI               ☺ XII

3. Apakah jurusan anda?
        ☺ IPA                 ☺ IPS             ☺ BAHASA

4. Apa yang menyebabkan siswa membolos pelajaran?
        ☺ perkembangan teknologi
        ☺keinginan secara sadar
        ☺pengaruh eksternal
        ☺munculnya tujuan bersama
        ☺guru tidak menyenangkan
        ☺pelajaran kurang disukai

5. Apakah ada pengaruh siswa membolos pelajaran dengan siswa lain?
        ☺ Ya                   ☺ Tidak

6. Apakah dampak tersebut?
        ☺ tidak konsentrasi pelajaran
        ☺ ikut kena marah guru
        ☺ pelajaran jadi tertunda

7. Dimana biasanya siswa membolos pelajaran?
        ☺kantin
        ☺hutan sekolah
        ☺UKS
        ☺Koperasi Sekolah
        ☺ perpustakaan

8. Apa dampak yang ditimbulkan dari siswa membolos pelajaran?
        ☺ ketinggalan pelajaran
        ☺ semakin luas bergaul
        nilai yang semakin jatuh
        ☺ dimarahi guru
        ☺ tidak ada

9. Apa upaya yang dapat dilakukan supaya siswa idak membolos pelajaran?
        ☺ kegiatan di luarkelas yang menarik
        ☺ penggunaan computer oleh murid
        ☺ guru dapat mengerti tentang kondisi siswa
        ☺ sanksi yang tegas
        ☺ absensi setiap jam pelajaran