A.
KAJIAN
TEORI
1.
KETRAMPILAN
MENJELASKAN
1.1 Pengertian Menjelaskan
Ketrampilan
menjelaskan merupakan ketrampilan yang paling penting untuk dimiliki seorang
pendidik atau guru. Karena seorang guru mempunyai tugas pokok untuk
menyampaikan sesuatu kepada muridnya dari yang tidak mengerti menjadi mengerti,
dan proses penyampaian itu melalui menjelaskan. Penguasaan keterampilan
menjelaskan yang dimiliki guru akan mempengaruhi tingkat pemahaman yang
diterima oleh siswa. Oleh sebab itu ketrampilan menjelaskan wajib dimiliki oleh
setiap guru.
Seperti
saat kita jalan-jalan bersama adik di taman, dan dia melihat sebuah burung,
lalu dia bertanya kepada kita hewan apa itu. Kita dapat langsung menjawab itu
burung tanpa memberikan penjelasan tentang hewan itu. Sebaiknya kita memberikan
deskripsi atau gambaran yang tepat tentang apa itu burung. Kita dapat
menjelaskan kalau burung itu punya sayap, dia bisa terbang dengan sayapnya, dan
kita tidak mempunyai sayap seperti burung. Dan setelah kita memberikan
penjelasan seperti itu, saat dia melihat kupu-kupu yang terbang, dia akan
bertanya lagi, apakah itu juga termasuk burung? Kita harus menjelaskan lagi
bahwa tidak semua hewan yang bisa terbang itu dinamakan burung.
Melalui
penjelasan dan sedikit deskripsi di atas, dapat membuat kesimpulan bahwa
menjelaskan merupakan suatu proses penyampaian informasi, mendeskripsikan
secara lisan tentang benda, fakta, keadaan dan data untuk dapat dimengerti dan
dipahami oleh penerima informasi. Dalam pengajaran, menjelaskan merupakan
sebuah proses penyampaian informasi pelajaran, mendeskripsikan secara
lisan secara sistematis, yang bertujuan
untuk memberi tahu apa yang siswa belum pahami atau ketahui, menjadikan siswa
mengerti dan memahami dengan menggunakan bukti atau contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam
menjelaskan sebaiknya guru tidak memberikan semua informasi kepada siswa,
penyampaian informasi perlu, tapi sedikit inti dari informasi itu tidak
diberikan kepada siswa, agar siswa dapat menelaah dan berfikir kritis sebagai
umpan balik atas penjelasan guru. Siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif,
guru sedikit harus memancing siswa untuk merespon apa yang kurang dalam
penjelasan guru. Sehingga akan ada sesuatu yang diharapkan adanya interaksi
yang terjadi antara guru dan murid. Guru
bukan menjadi pusat informasi bagi murid, tapi guru hanya sebagai perantara
informasi kepada muridnya.
1.2.
Tujuan Menjelaskan:
1. Membimbing
peserta didik untuk memahami konsep, dalil, rumus
2. Membimbing
peserta didik untuk berfikir
3. Mendapatkan
balikan dari pemahaman siswa
4. Membimbing
siswa dalam proses belajar untuk memecahkan masalah
5. Membimbing
siswa untuk memahami pertanyaan yang dikemukakan guru kepada muridnya
1.3. Prinsip-Prinsip Menjelaskan:
1. Penjelasan
dapat diberikan di awal, tengah, atau akhir pelajaran
2. Penjelasan
harus relevan dengan tujuan kegiatan belajar mengajar
3. Penjelasan
harus bermakna bagi peserta didik
4. Penjelasan
diberikan sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik
5. Penjelasan
dapat diselingi dengan Tanya-jawab
6. Penjelasan
harus menarik bagi peserta didik dan sesuai dengan kompetensi dasar
1.4. Komponen Ketrampilan Menjelaskan
yang Harus Dimiliki Guru:
1.4.1. Merencanakan materi penjelasan, yang mencakup:
1.4.1. Merencanakan materi penjelasan, yang mencakup:
·
Menganalisis
masalah
·
Menentukan
hubungan
·
Menggunakan
hokum, rumus, dan generalisasi yang sesuai
1.4.2. Menyajikan penjelasan
·
Kejelasan : bisa dalam
bentuk kejelasan suara, kata, kalimat
·
Penggunaan contoh dan dan ilustrasi: dalam kehidupan sehari-hari dan yang ada di lingkungan kita, yang masih relevan dengan
pembelajaran
·
Pemberian tekanan : digunakan
untuk menonjolkan hal-hal yang penting untuk (menghindari salah pengertian)
·
Balikan : melihat keefektifan
penjelasan guru, siswa telah mengerti atau belum dengan penjelasan yang
diberikan, dengan menggunakan pertanyaan, dsb
·
Intonasi suara : tidak selalu rendah, atau selalu tinggi
·
Penggunaan waktu diam: memberikan jeda
kepada sisiwa untuk menelaah apa yang baru saja disampaikan, melihat respons
siswa
·
Keantusiasan : semangat dalam menjelaskan akan mempengaruhi
semangat peserta didik dalam menerima pelajaran
Sebagaimana
telah dikemukakan bahwa dalam memberikan penjelasan perlu menggunakan intonasi bahasa
sesuai dengan materi yang dijelaskan. Dalam pada itu perlu
ada variasi dalam memberikan tekanan, perlu pula membuat struktur sajian, yaitu memberikan informasi yang memberikan arah atau tujuan utama sajian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
• Memberikan ikhtisar dan pengulangan.
• Menguraikan atau mengatakan dengan kalimat
lain tentang jawaban yang diberikan peserta didik.
• Memberikan tanda atau isyarat
lisan, seperti pertama, kedua, dan sebagainya.
Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya
guru memperhatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang
diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian
atau tidak. Untuk kepentingan tersebut, perhatikanlah
mereka selama memberikan penjelasan, ajukan
pertanyaan-pertanyaan dan berilah kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Karakteristik guru dalam menjelaskan juga berbeda antara yang satu
dengan yang lain, maka penangkapan penjelasan yang diterima oleh siswa juga
berbeda. Kadang kala ada guru yang hanya monoton menjelaskan saja di depan
kelas, tanpa ada interaksi dengan siswanya, ada pula guru yang menjelaskan
sedikit, dan selanjutnya diserahkan oleh siswa.
Sebaiknya dalam menjelaskan
materi kepada siswa, seorang guru dapat menggunakan learning with fun, guru
melihat situasi dan kondisi yang sedng dialami oleh siswa, saat siswa
sudah agak malas buat belajar, guru dapat sedikit memberikan gurauan atau permainan
untuk mengembalikan kondisi semangat para siswa. Seorang guru juga tidak harus
berdisiplin keras dalam mendidik, disiplin itu penting, tapi kalau berlebihan
akan membuat para siswanya merasa tertekan berada dalam kelas, bukan lagi learning with fun, tapi menjadikan learning with afraid. Dengan kondisi
semacam itu, akan lebih sulit bagi siswa untuk menerima materi.
Penjelasan guru yang dapat
diterima baik oleh siswa, ketika siswa itu merasa nyaman di kelas. Dan
penjelasan dari guru pun tidak monoton hanya menjelaskan tentang pelajaran,
saat menjelaskan ada saat-saat guru harus tegas, harus bergurau dengan siswa,
dan mengerti tentang keadaan siswa. Ketrampilan menjelaskan bagi seorang guru
sangat diperlukan, semain banyak guru tersebut dapat mengapresiasikan dirinya
atau kemampuan untuk menjelaskan di depan kelas, diharapkan semakin baik penerimaan
informasi pelajaran dan pemahaman kepada para siswanya.
2.
KETRAMPILAN PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN
2.1.
Konsep Media Pembelajaran
Dalam melaksanakan kompetensi
pedagogic, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam
penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh
banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik
di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar
siswa. Namun dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya,
bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih cukup popular
di kalangan guru dalam proses pembelajaran. Media disebut juga sebagai
“bahasanya guru”
Banyak pendapat mengenai arti
dari media pembelajaran, menurut John D. Latuheru (1988) menyatakan bahwa media
dalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh menusia untuk menyampaikan
atau menyebarkan ide sehingga ide atau pendapat yang dikemukakan itu bisa
diterima oleh penerima. Sadiman (1986) memberikan batasan tentang media yang
dikaitkan dengan bidang pendidikan. Sadiman menyatakan bahwa media segala
sesuautu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada
penerima, sehingga dapat merangasang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan uraian di atas,
media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Dengan demikian tujuan pemanfaatan
media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan
mengefisiensikan proses pembelajaran itu sendiri.
Penggunaaan media di dalam
kelas dapat lebih mempengaruhi penangkapan materi yang diberikan guru kepada
siswa, karena dengan menggunakan media, guru tidak hanya berceramah di depan
kelas yang dapat membuat bosan para siswa, tapi ada variasi lain dalam
pelajaran saat mengguanakan media tersebut. Dengan media tersebut, siswa dapat
lebih mengingat materi yang diajarkan. Dan diharapkan guru dapat kreatif dan inovatif
dalam membuat dan mengaplikasikan media tersebut dalam pembelajaran, yang tentu
saja harus sesuai dengan materi pembelajaran. Tidak ada satu media yang lebih tepat untuk suatu
mata pelajaran, maka kejelian guru dalam melihat situasi dan kondisi untuk
penggunaan media tersebut sangat diperlukan.
2.2.
Bentuk-Bentuk Media Pembelajaran
1.
Media audio
Media yang hanya menggunakan
indera pendengaran, dan hanya mampu mamanipulasi kemampuan suara semata. Media
ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal yakni bahasa lisan, seperti
kata-kata. Pesan non verbal seperti bunyi-bunyian, vokalisasi. Media seperti
ini dapat diaplikasikan dalam bentuk audio tape, rekaman, dll. Radio dapat
digunakan dalam pembelajaran jarak jauh, dan yang mungkin digunakan di dalam
kelas adalah dengan menggunakan kaset rekaman.
2.
Media visual
Biasa disebut juga dengan media
grafis. Media yang hanya menggunakan alat indera penglihatan. Terdapat dua
jenis pesan dalam media visual, yakni verbal dan non verbal. Pesan verbal
terdiri atas kata-kata (tulisan). Dan non verbal terwujud dalam symbol-simbol. Contohnya
antara lain: (1) gambar/foto, (2)sketsa (gambar yang melukiskan bagian pokok
tanpa detail), (3) diagram atau skema,(4) bagan (bagan alur, bagan garis waktu,
bagan tabel), (5) grafik (grafik garis,grafik batang, grafik gambar, grafik
lingkaran), (6) poster, dan (7) kartun.
3.
Media
audia-visual
Media
yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam satu proses.
Dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Media seperti ini dapat diaplikasikan
dalam bentuk film. Program tersebut dapat disalurkan melalui proyektor,
televisi, atau LCD.
4.
Multimedia
Media yang melibatkan berbagai
indera dalam sebuah proses pembelajaran. Merupakan kombinasi dari berbagai
media pembelajaran. Dalam penggunaan media ini termasuk pengalaman langsung
bisa melalui computer atau internet, dan pengalaman berbuat, seperti darma
wisata. Sedangkan termasuk pengalaman terlibat meliputi permainan dan simulasi.
2.3.
Fungsi-Fungsi Media
Pembelajaran
Dalam analisis terhadap fungsi
terhadap penggunaan media ini difokuskan pada dua hal, yaitu didasarkan pada
medianya, dan didasarkan pada penggunaannya. Pada dasarnya fungsi utaman media pembelajaran
adalah sebagai sumber belajar.
1.
Sebagai sumber belajar.
Media pembelajaran dapat digunakan sebagai penyalur, penyampai,
penghubung, dll.
2.
Fungsi semantic
Kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol verbal)
yang makna atau maksudnya dapat dipahami oleh siswa. Pengertian symbol sendiri
adalah sesuatu yang digunakan atau dipandang sebagai wakkil sesuatu lainnya.
3.
Fungsi manipulative
Fungsi ini didasarkan pada
ciri-ciri umum (karakteristik) yang dimiliki benda.
4.
Fungsi psikologis
Media pembelajaran dapat
meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar
5.
Fungsi sosio-kultural
Mengatasi hambatan sosio-kultural antara peserta didik. Peserta
didik pasti mempunyai karakteristik yang berbeda dalam satu kelas.
2.4.
Peranan Media Pembelajaran
Peranan media sangat penting
dalam pembelajaran. Hal ini karena media dapat meningkatkan kualitas proses da
hasil pembelajaran. Dengan menggunakan media diharapkan pelajaran dapat menajdi
lebih menarik perhatian para siswa, pelajaran dapt lebih aktif dan mengurangi
menggunaan ceramah guru.
Untuk memahami peranan media dalam
proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale
melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar
Dale cone of experience). Kerucut pengalaman ini dianut secara
luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa
memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan
oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh
siswa dapat melalui prosesperbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari,
proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses
mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan
pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah
pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh
pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit
pengalaman yang akan diperoleh siswa. (Wina Sanjaya, 2008:165)
Dalam era pembelajaran modern, media
tidak hanya dipandang sebagai alat bantu bagi guru dalam pembelajaran.
Melainkan lebih dari iitu, yaitu sebagia alat penyalur pesan dari pemeberi
pesan ke penerima pesan. Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan
oleh guru, tetapi yang lebih penting lagi dapat ula digunakan oleh siswa. Oleh
karena itu, sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu, media
dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, menarik
(Sutarman, dkk, 2005)
Belajar tidak selamanya bersentuhan
dengan hal - hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam
realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat
kompleks, maya dan berada di balik realitasnya. Karena itu media memiliki andil
untuk menjelaskan hal - hal yang abstrak dan menunjukan hal - hal yang
tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal - hal tertentu media
dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Namun
perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaanya
tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu
tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan
media. Manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran
tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Sebagai pentingnya peran media dalam
pengajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya
berup alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Oleh karena itu guru
tidak dibenarkan menghindar dari kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik
untuk tampil di hadapan anak didik denganseluruh kepribadiannya.
2.5.
Ketrampilan Menggunakan Media
Pembelajaran yang Harus Dimiliki Guru
1.
Ketrampilan memilih media yang sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar
Media yang digunakan harus
benar-benar mendukung tercapainya kompetensi, kompetensi dasar, serta
indicator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.
Ketrampilan memilih media yang sesuai dengan karakteristik siswa
Setiap siswa dalam kelas
memliki karakterisktik yang berbeda, dan pemilihan penggunaan media sebaiknya
dapat mencakup sebagian besar atau keseluruhan karakteristik siswa yang ada di
kelas tersebut.
3.
Keterampilan memvariasikan media dan memberdayakan
media pembelajaran untuk mendukung tercapainya kompetensi
Seorang
guru/calon guru harus dapat memvariasikan beragam media dan menjadikan media
menjadi sesuatu yang benar-benar dapat mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran dan sekaligus meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
4. Ketrampilan mengoperasikan media
Media
secanggih apapun tentunya tidak berguna apabila guru tidak dapat
mengaplikasikannya dengan benar. Maka dari itu setiap guru harus memiliki
ketrampilan untuk mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran.
B. APLIKASI
1. KETRAMPILAN MENJELASKAN
Ketrampilan menjelaskan yang harus dimiliki guru yaitu dapat
mencakup semua komponen-komponen ketrampilan menjelaskan.
a.
Kejelasan
“ pada pagi hari ini, kita akan
melanjutkan pelajaran yang kemarin, yaitu tentang BUMN dan BUMS. Kemarin telah
kita bahas bahwa BUMN adalah badan usaha yang dikelola oleh Negara, dan BUMS
adalah badan hukum yang dikelola oleh swasta atau perseorangan. Dan hari ini
kita akan mengetahui pengelompokan BUMN dan BUMS. Di BUMN ada persero, perjan,
perum, dan BUMD. Sedangkan di BUMS ada perusahaan perseorangan, firma,
persekuruan komanditer, persekutuan terbatas, dan yayasan.
“ disekeliling kalian banyak sekali
dijumpai untuk bentuk-bentuk badan usaha tersebut. Atau mungkin diantara kalian
ada yang orang tuanya menjadi seorang wirausaha? Ya, itu sudah termasuk badan
usaha milik swasta. Dan badan usaha Negara ataupun swasta, tujuan utamanya
yaitu mencari laba atau keuntungan.”
b.
Intonasi suara dan kecepatan
berbicara tidak monoton.
“ tahukah kalian, kalau provider
kartu seluler yang sekarang banyak kalian gunakan, yaitu indosat, dulunya itu
merupakan perusahaan perseoan, yang dikelola oleh pemerintah. Tapi, sayang sekali,
karena saham dari indosat sekarang telah dijual kepada pihak swasta oleh mantan
presiden kita. Dan sekarang telah menjadi badan usaha yang dikelola oleh
swasta.
“ kenapa bisa terjual? Karena untuk
membayar hutang Negara kita. Dan untuk menjadi bumn, syarat nya adalah sebagian
besar, atau seluruh modalnya harus berasal dari Negara, karena sahamnya indosat
telah dijual kepada pihak swasta, maka kepemilikan dari indosat akan beralih
kepada pihak swasta.”
c.
Penggunaan contoh dan ilustrasi
“ sebelumnya telah ibu jelaskan,
tentang bumn dan bums yang ada di sekitar kita ada banyak sekali, salah satunya
tadi yaitu para wirausahawan, yang mungkin diantara kalian orang tuanya ada
yang merupakan wirausahawan. Selain itu disekeliling kita masih banyak contoh dari
bumn dan bums. Pernahkan kalian naik kereta api? Perusahaan kereta api itu juga
termasuk bumn.
“ dulu kereta api digolongkan dalam
perjan, atau perusahaan jawatan. Tapi sekarang perjan sudah dihapuskan, dan
perusahaan kereta api di alihkan menjadi perusahaan persero. Hal yang sama juga
terjadi kepada pegadaian. Dulunya itu perusahaan jawatan, dan sekarang
dialihkan menjadi perusahaan persero. Dan yayasan-yayasan yatim piatu dan
sebagainya itu juga dikelola oleh pihak swasta, yayasan merupakan satu-satunya
badan usaha yang tidak mencari laba, yayasan didirikan untuk tujuan social.”
d.
Pemberian tekanan.
“Perseroan terbatas, kalian tahu
kenapa dinamakan perseroan “terbatas”? karena hak dan kewajiban para pemegang
saham terhadap perusahaan “terbatas” pada kepemilikan saham mereka di
perusahaan. Perseroan terbatas juga dibagi lagi menjadi dua, yaitu perseroan
terbatas terbuka dan tertutup. “PT terbuka” karena perusahaan sudah menjual saham
go public. “PT tertutup” karena
perusahaan sudah tidak beroperasi lagi, perusahaan yang hanya tinggal nama.”
e.
Penggunaan Waktu Diam
Dalam proses pembelajaran,
diharuskan ada jeda untuk membiarkan para siswa menelaah pelajaran yang telah
disampaikan guru, dan guru juga dapat melihat gerak-gerik ekspresi dari siswa,
apakah siswa tersebut dapat memahami dan menangkap apa yang disampaikan oleh
guru atau belum. Dan membiarkan bekerja otak pada siswa istirahat, tidak
terlalu diforsir untuk menerima pelajaran.
Penggunaan waktu diam ini juga bisa
digunakan untuk sedikit melakukan sedikit refreshing, seperti tebak-tebakan
dengan siswa.
“ ada seorang bisu yang pergi ke
toko kacamata, dia memberi isyarat sedemikian rupa kepada penjual sehingga
penjual bisa mengerti apa yang dimaksud oleh si bisu. Dan ketika ada seorang
buta yang pergi ke toko kacamata tersebut, bagaimana cara dia mengungkapkan apa
yang dimau kepada penjual kacamata?”
f.
Antusias.
“ ayo ayo kok sudah lemas semua?
Sudah capek ya? Pelajarannya tinggal sedikit kok, setelah ini kalian bisa
istirahat. Kalian semua benar-benar anak yang cerdas.”
g.
Balikan.
“
perseroan terbatas terbuka adalah perusahaan yang sahamnya sudah go public, dan perseroan terbatas tertup
adalah perusahaan yang hanya tinggal nama”
“
apa go public itu?”
“ go public yaitu perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat
luas, kalian pun bisa membeli saham perusahaan tersebut. membeli sahamnya dalam
bentuk kertas satu lot. Satu lot biasanya terdapat 500 lembar saham. Dan satu
lembar saham biasanya berharga rp. 1000 sampai rp.1500 tergantung pada setiap
perusahaan. Kalian bisa membeli minimal satu lot saham itu. Kalau kalian
mempunyai uang, mungkin kalian bisa mencoba untuk membeli saham dari
perusahaan, sedikit-sedikit kalian bisa belajar berbisnis dengan menggunakan
saham”
“di mana kita bisa membeli
saham-saham itu?”
“kalian bisa membeli saham itu di
BEI bursa efek Indonesia”
2.
KETRAMPILAN MENGGUNAKAN MEDIA
Ada banyak sekali empat macam media pembelajaran, seperti
audio, visual, audio-visual, dan multimedia. Dan dari empat macam itu terdapat
banyak jenis media, seperti televise, rekaman, radio, gambar-gambar, tulisan
yang ditempel di kelas itu juga termasuk media.
a.
Audio
Audio dalam bentuk kaset atau
rekaman, bisa digunakan untuk pelajaran di dalam kelas, biasanya rekaman suara
seperti ini digunakan di laboratorium bahasa, utamanya bahasa asing. Kita akan
diperdengarkan orang asing berbicara dan menuliskan apa yang telah dia
bicarakan. Atau bisa juga rekaman itu berisi lagu-lagu bahsa asing, dan kita
akan mengisi bait-bait yang kosong dari lagu itu dengan mendengarkan secara
seksama dari lagu itu.
b.
Visual.
Media dalam bentuk ini biasanya berupa tulisan atau gambar
yang benyak dijumpai di dinding kelas. Media visual ada yang 2 dimensi, dan 3
dimensi. 2 dimensi seperti contohnya gambar organ manusia, gambar chart atau
diagram. Dan media tiga dimensi berupa alat peraga untuk pembelajaran, seperti
patung tubuh manusia, patung kodok, yang biasanya ditemui di laboratorium sains, digunakan untuk pengamatan.
c.
Audio-visual
Media ini menggabungkan tulisan dan suara. Dalam aplikasinya
kita bisa menggunakan Power Point dalam pembelajaran. Bisa diisi dengan animasi
dan suara. Audio-visual digunakan dalam pembelajaran kelas, dari computer yang selanjutnya
dihubungkan dengan LCD atau proyektor.
d.
Multimedia
Penggabungan dari bermacam media. Media ini menggunakan
computer dan internet. Bisa digunakan untuk pembelajaran jarak jauh. Digunakan di
dalam kelas ataupun luar kelas. Sebagai contohnya, guru bisa mempunyai blog untuk system pembelajaran ini.
Untuk penggunaan media ini di dalam kelas yang harus tersambung dengan
internet, tak jarang sekolah-sekolah sekarang yang telah melengkapi sekolahnya
dengan wi-fi, dan apabila sekolah tersebut masih terbatas guru bisa menggunakan
modem untuk mengakses internet di mana saja.
Untuk penggunaan di luar kelas, guru bisa memberikan tugas
kepada para siswanya melalui blog yang dimiliki guru, dan juga mencari
referensi-referensi yang diperlukan di internet, di luar jam sekolah. Ini
bertujuan untuk mengentas para murid agar tidak “gaptek” gagap teknologi.